Perspektif Internasional Terhadap Pendidikan Etnik Minoritas : Sejarah, Teori, Kebijakan, Dan Praktek

`

Denpasar - Perkembangan zaman telah membawa perubahan dalam kehidupan sosial salah satunya adalah dalam aspek bahasa, yang selama beberapa tahun terakhir menjadi perhatian dari pemerintah. Ancaman punahnya bahasa ibu, khususnya bahasa daerah, mendorong Ilmu Politik Udayana  mengadakan kuliah umum yang bertemakan pandangan internasional terhadap edukasi etnis minoritas, yang bertempat di aula Ilmu Politik Udayana. (09/10/2023)

Bahasa sebagai alat komunikasi utama manusia menjadi salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Tidak hanya satu, namun terdapat ribuan bahasa di dunia. Maka, tidak heran apabila seseorang memiliki kemampuan berbicara lebih dari satu bahasa selain bahasa ibu mereka. Terlebih bagi mereka yang tidak tinggal di negara asalnya, mau tidak mau harus mempelajari bahasa sehari-hari disana. Kebiasaan menggunakan bahasa kedua sering membuat seseorang melupakan bahasa ibu mereka, hingga lambat laun menjadi penutur satu bahasa saja. Melihat fenomena yang terjadi secara global ini, Dr. Dina Mehmedbegovic-Smithrof hadir memberikan materi studinya pada kuliah umum dengan tema “International Perspectives on Ethnic Minority Education: History, Theory, Policy, and Practice”.

Dr. Dina Mehmedbegovic-Smithrof merupakan salah satu penggiat pendidikan linguistik di University College London (ULC). Saat ini, Dr. Dina aktif dalam kelompok tinjauan yang menggagas konsep Healthy Linguistic Diet (HLD), yang juga menjadi salah satu topik pembahasan bersama para peserta kuliah umum. Dr. Dina membagikan risetnya terhadap etnik minoritas yang menetap di London dan bahasa yang mereka gunakan. Beliau menyampaikan bagaimana anak-anak yang bukan merupakan penutur asli bahasa Inggris cenderung kehilangan kemampuan dalam menggunakan bahasa ibu mereka setelah menguasai bahasa Inggris. London sendiri menjadi tempat dengan penutur bahasa yang beragam, namun pengikisan kemampuan anak-anak terutama kalangan minoritas yang cenderung bilingual membuat hilangnya penutur bahasa selain bahasa Inggris. 

Selain itu faktor sejarah seperti perang juga menjadi pemicu menghilangnya penutur bahasa lain.  Adanya fakta ini membawa Dr. Dina mencetuskan metodenya yaitu Healthy Linguistic Diet (HLD) yang dikembangkan bertujuan dalam membantu meningkatkan kemampuan kognitif dalam berbahasa. Layaknya diet fisik, metode diet linguistik ini juga mengusung konsep yang sama yaitu bagaimana cara mengatur porsi yang seimbang dalam kebiasaan belajar lebih dari satu bahasa sehingga seseorang tidak akan kehilangan kemampuan bilingualnya. Topik menarik ini juga diiringi dengan diskusi hangat bersama para peserta yang berantusias, dipandu langsung oleh Gede Indra Pramana, S.IP., M.A. sebagai moderator.

Diharapkan, melalui kuliah umum ini nantinya peserta mampu memiliki pandangan baru akan kebahasaan dan dapat dijadikan sebagai contoh yang nantinya bisa diimplementasikan dalam masyarakat Indonesia yang juga multikultural dengan ragam bahasa yang dimiliki. Selain itu, melalui topik yang dibawakan diharapkan dapat merangsang mahasiswa dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan linguistik dengan disiplin ilmu yang dipelajari. (Intan)